KONSEPSI IBD
DALAM KESUSASTRAAN
KHRESNA
IMANIA PUTRA
1IA10
55414883
Pendahuluan
Kata Pengantar
Pertama-tama kami ingin
mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkahi
kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta
pada makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam kesusastraan” dan sengaja dipilih karena menarik untuk
dicermati. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami
selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam karya
tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami
miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita dan memperkaya materi di mata kuliah Kepemimpinan
di semester ini. Terima kasih.
Pengertian Kesusantraan
Secara morfologis kata kesusastraan, yang lebih sering hanya disebut sastra,
dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti ‘semua yang berkaitan
dengan prefiks su ‘baik, indah, berguna’ dan bentuk dasar sastra yang
berarti ‘kata, tulisan, ilmu’.Jadi, menurut uraian di atas kesusastraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang
indah. Sedang menurut arti istilah, kesusastraan atau sastra ialah cabang seni
yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Pengertian Imu Budaya
Ilmu Budaya dasar mengajarkan pembelajaran mengenai konsep-konsep kehidupan dan
budaya manusia , sedangkan kesusastraan adalah penguraian atas konflik yang
digunakan untuk mencapai suatu hasil yang dikatakan bahwa keindahan atau nilai
estetis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau
keharmonisan antaraisi.jadi intinya kesusastraan
membuat pencerahan atas konflik mengenai konsep konsep kehidupan dan budaya
manusia dengan membawa nilai estetis yang baik dan menimbulkan keserasian bersama.Namun Ilmu Budaya Dasar (yang dahulu di sebut
sebagai Basic Humanities) berasal dari bahasa latin yang di sebut dengan
“humanus”, yang memiliki arti manusiawi, berbudaya, dan halus. Pada umumnya,
humanities mencakup filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya (sejarah,
sastra, dll), maka dari itu humanities menjadi ilmu kemanusiaan dan kebudayaan.
Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti
tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita
gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia.
Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk
upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari
perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua
kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti
baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat
diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk,
maupun isinya.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan
pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.
Ø Ilmu sastra adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai
segala hal yang berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu
aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
·
Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas,
hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis,
serta sistem sastra.
·
Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan
yang terbaru.
·
Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan
pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga
dengan nama telaah sastra.
·
Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal
tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya
sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya
mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara
keseluruhan.
Ø Teori sastra adalah asas-asas
dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
Ø Seni sastra adalah proses
kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi,
cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai
alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu
berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada
pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya.
Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya.
Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara
lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya
sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang
disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan
memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang
disajikan.
2. Karya
sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para
tokoh dalam karya.
3. Karya
sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan,
pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4. Karya
sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai
tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan
untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya
sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang keadaan
sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam
waktu tertentu.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana
dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa
bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan
bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan
yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan
kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu
adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka
kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya
interaksi itu.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia
sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam
konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah
sebagai berikut :
1.
Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses
pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif
dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya
sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
A. Pengertian Sastra & Seni, Serta Peranan Sastra
1). Sastra :
Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari
akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran
–tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk..Secara harfiah kata
sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi
imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya
dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an
sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku
yang baik isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian istilah atau kata sastra
di atas, dapat juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks
pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa
sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana
dan gampang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi
sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya
berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun
bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati.
Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra.
Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1. Segala sesuatu yang tertulis
2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari
segi isi maupun bentuk kesusastraannya
3. Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan dan
bermediumkan bahasa.
2). Seni :
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa
berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan
bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia
berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang
artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah
kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di
dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan
antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi
pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat
kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan
Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars,
artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang
yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada
di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan
cilpa.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art (Perancis),
elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun
berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di
Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die
Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain
walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die
Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada
asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang
diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam
kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir
bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern.
ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui
karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri
mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan
diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat
untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta
mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur
dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai
makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan
masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan
dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan
emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih
kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat
mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.
B. Hubungan Sastra & Seni Dengan IBD
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia
sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan
dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem
nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
C. Pengertian & Jenis-Jenis Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi
ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya
"terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa biasanya dibagi menjadi empat
jenis :
a. Prosa naratif
b. Prosa deskriptif
c. Prosa eksposisi
d. Prosa argumentatif
D. Komponen Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang
belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa
lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum
dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke indonesia,
masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak
dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah
babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun
bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :
1). Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi,
peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib.
Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan
dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil
tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung,
Hikayat si Miskin, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat
Raja Budiman. aduuuh
2). Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya
diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah
bisa dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga
berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis
oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk
Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
3). Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang
dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke
Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
4). Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak
ragamnya, yaitu sebagai berikut :
a. Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang
pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang). Contoh :
Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil
dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan
Burung Centawi, dan lain-lain.
b. Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan
terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib.
Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng
tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan
lain-lain.
c. Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya
suatu tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu,
dan lain-lain.
d. Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang
menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang.
Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan
lain-lain.
e. Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau
keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para
Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
f. Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas
atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang,
Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
5). Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita yang didalamnya terdapat cerita lagi yang
dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh : Seribu Satu Malam.
E. Komponen Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh
sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1). Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya
dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan
mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail
dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman
terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita
tersebut. dugfiugs
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
a. Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu,
atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk
kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan
oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b. Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan
masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat
yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka
Dunia oleh Adinegoro.
c. Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta
historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam
sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy
Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d. Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran
kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh:
Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St.
Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e. Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan
kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen
polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari
Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak
Terlerai oleh Suman HS.
2). Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk
prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting,
paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa
tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada
idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan
lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh
Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan
Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3). Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari
kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh
ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan
nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh
Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
4). Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga
pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai
meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
5). Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil
karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria
tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
F. Pengertian Prosa Fiksi
Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra disamping
genre-genre yang lain. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi
(fiction). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan (cerkan)
atau cerita hayalan (Nurgiyantoro, 2007:2). Abrams, dalam Nurgiyantoro (2007:2)
menyebutkan bahwa fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada
kebenaran.
Menurut Altenbernd dan Lewis (1966:14), dalam Nurgiyantoro (2007: 2-3),
fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun
biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan
hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan
pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan.
Dari beberapa definisi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa karya fiksi
merupakan suatu karya yang menyaran kepada cerita yang bersifat rekaan, yaitu
cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, akan tetapi unsure
penciptaannya merupakan pandangan si penulis dari kehidupan nyata disekitar
lingkungan si penulis. Oleh karena itu, fiksi merupakan sebuah cerita, dan
karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada
pembacanya, disamping itu ada juga tujuan
estetis.
Wellek & Warren, dalam Nurgiyantoro (2007:3), menyatakan bahwa membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin. Betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik, tetap merupakan bangunan struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik.
Wellek & Warren, dalam Nurgiyantoro (2007:3), menyatakan bahwa membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin. Betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik, tetap merupakan bangunan struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik.
G. Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi
1). Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami
sendiri peristiwa tersebut.
2). Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang
tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3). Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi
dan warisan budaya bangsa.
4). Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman
dengan banyak individu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat
dibagi menjadi 2 :
a. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk
mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
b. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, tidak mengajak pembaca
melakukan sesuatu tetapi untuk merenung.
H. Karya Sastra & Contoh Prosa
Pada awalnya karya sastra ini ditulis di atas daun lontar yang bila
rusak selalu diperbaiki. Sejalan dengan kemajuan teknologi kemudian
diubah menggunakan kertas. Karya sastra ini bisa berbentuk puisi,
kakawin, maupun prosa. Berikut karya sastra yang dimaksud antara lain:
(a) Kitab Kakawin Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh,
pada masa pemerintahan Raja Jayabaya dari Kediri. Kisah peperangan
Pandawa dengan Kurawa yang secara implisit menggambarkan perang antara
Jenggala dan Kediri.
(b) Kitab Kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya, karya Mpu
Panuluh.
Contoh Prosa:
KETEGARAN CINTA BERTASBIH
Cerpen Rudi Al-Farisi
Seorang sahabat, Mimi namanya, kami bersahabat puluhan tahun sejak kami sama-sama duduk di sekolah dasar (SD), selama beberapa tahun itu saya mengenalnya, sangat mengenalnya, Mimi gadis sederhana, anak tunggal seorang juragan sapi perah di wilayah kami, memiliki mata sebening kaca, dan lesung pipit yang manis menawan siapa saja akan runtuh hatinya jika memandang senyumnya, termasuk saya’. dan nilai tambahnya adalah dia seorang yang sangat sholehah, yang patuh pada kedua orang tuanya.
Tetapi Ranu, Don Juan yang satu ini juga sangat menyukai Mimi, track recordnya tidak menggoyahkannya untuk merebut hati Mimi. Sedangkan saya hanya bisa menatap cinta dari balik senyuman tipis ketegaran. Setiap pagi hari, petugas rutin kantor pos pasti sudah nangkring di sudut rumah besar di ujung gang kampung kami, (rumah Mimi).
Menunggu pemilik rumah membukakan pintu demi dilewati selembar surat warna merah jambu milik Ranu untuk sang pujaan hatinya.
Sedang Mimi yang semula tak bergeming, menjadi kian berbunga-bunga diserang ribuan rayuan gombal milik don juan.
Merekapun pacaran dari mulai kelas 1 SMP bayangkan, hingga menikah. Sebagai tetangga sekaligus teman yang baik, saya hanya bisa mendukung dan ikut bahagia dengan keadaan tersebut. (walaupun hati ini meratap) Apalagi Mimi dan Ranu saling mendukung, dan sama-sama bisa menjaga dirinya, hingga ke Pelaminan,,Insyaallah.
Hingga tiba ketika selesai kuliah, mereka berdua ingin mewujudkan cita-cita bersama, membina keluarga, yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Namun, namanya hidup pasti ada saja kendalanya, dibalik kesejukan melihat hubungan mereka yang adem anyem, orang tua Ranu yang salah satu anggota di DP….!! itu, menginginkan Ranu menikahi orang lain pilihan kedua orang tuanya, namun Ranu rupanya cinta mati dengan Mimi, sehingga mereka memutuskan untuk menikah, sekalipun diluar persetujuan orang tua Ranu, dan secara otomatis Ranu, diharuskan menyingkir dari percaturan hak waris kedua orang tuanya, disertai sumpah serapah dan segala macam cacian.
Ranu akhirnya melangkah bersama Mimi, setelah menikah, mereka pergi menjauh keluar dari kota kami, Dumai, menuju Pekan Baru, dengan menjual seluruh harta peninggalan kedua orang tua Mimi yang sudah tidak ada, (semenjak Mimi di bangku SMA, orang tuanya kecelakaan). Untuk mengadu nasibnya menuju ke Pekan Baru " Kota Bertuah" Istilah si Mimi dan Ranu.
Saya hanya dipamiti sekejap, tanpa bisa berkata-kata, hanya saling
bersidekap tangan didada dan terharu panjang, Mimi menitipkan salam untuk Ibu
yang sudah dianggapnya seperti Ibunya sendiri.
Masih tajam dalam ingatan, Mimi pergi bergandengan tangan dengan sang kekasih abadi pujaan hatinya “Ranu”, melenggang pelan bersama mobil yang membawa mereka menuju "Kota Bertuahnya" Pekan Baru. Selama setahun, kami masih rutin berkirim kabar, hingga tahun kelima, dimana saya masih membujang dan masih menetap tinggal di Dumai, sedang Mimi entah kemana, hilang tak ketahuan rimbanya, setelah surat terakhir mengabarkan bahwa dia melahirkan anak keduanya, kemudian setelah itu kami tidak mendengar kabarnya, lagi.
Bahkan Ibuku yang sudah berhijrah hampir tiga tahun ini di Pekan Baru tempat kakakku juga tidak bisa melacak keberadaan Mimi, Mimi lenyap ditelan bumi, hanya doa saya dan Ibu serta sahabat-sahabat yang lain yang masih rutin kami panjatkan, untuk keberuntungan Mimi di sana.
Sampai di suatu siang yang terik, di hari sabtu, kebetulan saya berada dirumah karena kantor memang libur dihari sabtu dan minggu, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara ketokan pintu dikamar, mbak "Inul" patner kerja (alias Pembantu) kami mengabarkan ada tamu dari Pekan Baru, siapa gerangan pikir saya ketika itu.
Setelah saya temui, lama sekali saya memeperhatikan tamu tersebut, perempuan cantik berkulit putih, tapi bajunya sangat lusuh beserta ketiga anaknya, yang dua laki-laki kurus, bermata cekung terlihat sangat kelelahan, dan seorang bayi mungil dalam gendongan.
Sejenak saya tertegun, lupa-lupa ingat, hingga suara perempuan itu mengejutkan saya " Faris….Faris khan !", sejenak, dia ragu-ragu, hingga kemudian berlari merangkul saya, sambil terisak keras dibahu saya, saat itu saya hanya bisa diam tertegun dan tak tahu mau melakukan apa, dan saya tidak bisa menepis karena hal ini bukan muhrimnya.
Lalu setelah ia puas menangis, pelukan itu baru lepas, ketika kami dikejutkan oleh tangis bayi Mimi yang keras, yang rupanya tanpa kami sadari telah menyakitinya, dan menekan bayi itu dalam pelukan kami. Masyaallah !.semoga Allah mengampuni…..
Saya menjauhkannya dari bahu saya sambil masih ragu, berguman pelan "Mimi…Mimikah ?" Masyaallah…!, sekarang giliran saya yang ingin merangkul Mimi, tapi karena syari’at masih membayang dibatin. Aku hanya bisa bersidekap tangan didada tanpa bisa meluapkan perasaanku melihat kondisinya. Anak-anak Mimi yang melihat kami hanya termangu,
Mimi terlihat lebih tua dari usianya, namun kecantikan alaminya masih
terlihat jelas, badannya kurus, dengan jilbab lusuh, yang berwarna buram,
membawa tas koper berukuran besar yang sudah cuil dibeberapa bagian, mungkin
karena gesekan atau juga benturan berkali-kali, seperti orang yang telah
berjalan berpuluh-puluh kilometer.
Tanpa dikomando saya langsung mempersilahkan Mimi masuk kedalam rumah, membantu membawakan barang-barangnya, dibantu mbak Inul, meletakkan barangnya di ruang tamu, rumah saya. Menunda beberapa pertanyaan yang telah menggunung dipikiran saya, Saya menatap dalam-dalam, Mimi sedemikian berubahnya, perempuan manis yang dulu saya kenal kini terlihat sangat berantakan, Masyaallah !, Mimi …ada apa denganmu!.
Tanpa dikomando saya langsung mempersilahkan Mimi masuk kedalam rumah, membantu membawakan barang-barangnya, dibantu mbak Inul, meletakkan barangnya di ruang tamu, rumah saya. Menunda beberapa pertanyaan yang telah menggunung dipikiran saya, Saya menatap dalam-dalam, Mimi sedemikian berubahnya, perempuan manis yang dulu saya kenal kini terlihat sangat berantakan, Masyaallah !, Mimi …ada apa denganmu!.
Saya menunda pertanyaan saya, hingga Mimi dan anak-anaknya mau saya paksa beristirahat beberapa hari dirumah saya, ia tidur dikamar ibu yang sudah dirapikan mbak Inul, saya rindu padanya, dan juga terharu melihat keadaannya.
Beberapa hari beristirahat dirumah saya, saya baru berani menanyakan tentang kabar keadaannya sekarang. Kami duduk diruang tamu sambil cerita ringan.
Semula Mimi terdiam seribu bahasa pada saat saya tanya keadaan Ranu, matanya berkaca-kaca, saya menghela nafas dalam, menunggu jawabannya lama, dalam hitungan menit hingga keluarlah suara parau dari mulutnya…
"Mas Ranu, Ris….sudah berpulang kepada-Nya lima bulan yang lalu".
"Oh" desah saya pelan, kata-kata Mimi membuat saya tercekat beberapa saat, namun sebelum saya sempat menimpali, bertubi-tubi Mimi menangis sambil setengah meracau "Mas Ranu kena kanker paru-paru, karena kebiasaannya merokok tiga tahun yang lalu, semua sisa peninggalan orang tuaku sudah habis terjual ludes, untuk biaya berobat, sedang penyakitnya bertambah parah, keluarga mas Ranu enggan membantu, kamu tahu sendiri khan, aku menantu yang tidak diinginkan, dan ketika Mas Ranu meninggal, orangtuanya masih saja membenciku, mereka sama sekali tidak mau membantu, aku bekerja serabutan di Pekan Baru, Ris.., mulai jadi tukang cuci, pembantu rumah tangga, dsb, hingga Mas Ranu meninggal, keluarganya, hanya memberiku uang sekedarnya untuk penguburan Mas Ranu, hingga aku terpaksa menjual rumah tempat tinggal kami satu-satunya, dan dari sana aku membayar semua tagihan rumah dan hutang-hutang pada tetangga, sisanya aku gunakan untuk berangkat ke Dumai, aku tidak sanggup mengadu nasib disana Ris…." Kata-kata Mimi berhenti disini, disambut isak tangisnya, sedang saya yang sedari tadi mendengarkan tak kuasa juga menahan haru yang sudah sedari tadi menyesak di dada.
Setelah kami sama-sama tenang, saya bertanya pada Mimi " Lalu apa rencanamu, Mimi ?". Mimi tertegun… dia memandang saya nanar, saya menundukkan pandangan, karena saya takut terbawa rayuan syetan. kemudian dia mengulurkan tangan, memberikan seuntai kalung emas besar, "Sisa hartanya " begitu kata Mimi.
"Ini untukmu Ris.., aku gadaikan padamu, pinjami aku uang untuk modal usaha, dan kontrak rumah kecil-kecilan, aku tidak mau merepotkanmu lebih dari ini Ris..".
Aku yang menahan haru, sontak mataku langsung mengalirkan sesuatu, walaupun aku lelaki, namun hati ini bertindak sebagai makhluk tuhan yang berperasaan. kembali kami hanyut dalam haru. Pelan-pelan saya, meraih kalung itu dari meja, menimbang-nimbang, pikiran saya melayang menuju sisa uang saya di amplop, dalam tas, Jum’at kemarin saya baru saja mendapat lembur-an, sebagai pegawai di suatu instansi, nilai lembur saya sangatlah kecil jika dibandingkan dengan pegawai yang lain tentunya, tapi itulah sisa uang saya, saya mengeluarkan amplop tersebut dari dalam tas, di kamar, semua saya infaqkan untuk Mimi, semata mata karena ikhlas.
Mimi menatap amplop di tangan saya, sejurus kemudian saya meletakkan amplop tersebut diatas meja sambil berkata "Ini sisa uangku Mimi, kamu ambil, nanti sisanya, biar saya pikirkan caranya, kamu butuh modal banyak untuk mulai usaha"
Keesokan harinya, saya menjual kalung Mimi, pada sahabat baik saya yang lain, kebetulan ia seorang pemodal-muslim, yang baik hati,.. "Thanks ya Hans".., saya menceritakan tentang keadaan Mimi pada mereka, Hans dan Istrinya banyak membantu " Ya Allah limpahilah berkah pada orang-orang baik seperti mereka".
Singkat cerita, Mimi bisa mulai usahanya dari modal itu, mengontrak rumah kecil didekat rumah saya, Alhamdulillah !, sekarang ditahun kedua, usahanya sudah menampakkan hasil, Mimi sudah sedemikian mandiri, banyak yang bisa saya contoh dari pribadinya yang kuat yaitu Mimi adalah pejuang sejati, ulet, sabar, dan kreatif.
Kuat karena Mimi enggan bergantung pada orang lain, dan tegar karena diterpa cobaan bertubi-tubi, Mimi tetap, kokoh, dan tidak bergeming sedikitpun, dia juga Smart, tahu dimana dia harus meminta pertolongan pada orang yang tepat, dan tentu saja muslimah yang taat beribadah, hingga Allah pun tak enggan membantunya.
Saya hanya berpikir dan yakin pasti ada jutaan Mimi-Mimi, diluar sana, akan tetapi pastinya sangat jarang yang melampui cobaan bertubi-tubi seperti dirinya dengan Indahnya.
Saya hanya ingin berbagi…..cobalah kita lihat, Mimi tetangga saya kini dan setiap pagi selalu menyapa riang saya, wajah cantiknya kembali bersinar, meskipun ia menyandang status janda. Yang kemudian dia tekun mendengar keluh kesah saya pada setiap permasalahan saya hadapi setiap harinya, termasuk ketika saya mulai mengeluh tidak betah dikantor sebagai pegawai sekian tahun, atau ketika saya menghadapi badai kemelut usia yang yang sudah berkepala tiga, apa kata Mimi
"Faris, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan seseorang atau Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, sedangkan kamu tidak".
Subhanallah ! Mimi, contoh kekuatan wanita muslimah, ada disana.
Dan jika saya sudah menyerah kalah pada permasalahan bertubi-tubi dalam hidup saya, maka Mimi membawa saya menuju pintu rumah mungilnya, didepan pintunya, saya melihat kepulasan tidur anak-anaknya di ruang tamu yang ia jadikan ruang tidur, sedangkan kamar tidur ia jadikan dapur untuk memasak, (sungguh rumah yang mungil) mereka berjejal pada tempat tidur susun yang reyot, dan juga tempat tidur gulung kecil dibawahnya, tempat si sulungnya tidur, kemudian katanya, "Lihatlah Ris, betapa berat menjalani hidup seorang diri, tanpa bantuan bahu yang lain, kalau tidak terpaksa karena nasib, enggan aku menajalaninya, Ris, sedang kamu, bersyukurlah kamu, masih memiliki masa depan yang panjang ".
Duh, gusti betapa baik hati Mimi ini, betapa malu saya dihadapannya, cobaan
saya, tentu jauh lebih ringan dibanding dirinya, tapi betapa saya jarang
bersyukur, sering mengeluh, dan sering merasa kurang. "Stupid mind in the
Stupid ordinary " Yang jelas watak Mimi dan kekuatannya menumbuhkan satu
prinsip dihati saya bahwa " Karena aku adalah lelaki, aku harus kuat
dan tegar lebih dari wanita ini dalam menghadapi badai sekeras apapun, jika
mungkin jauh lebih kuat dan tegar demi tangan-tangan mungil yang mungkin akan
menjadi tangan-tangan perkasa yang siap mencengkram dunia, Insyaallah
Amien" Singkat cerita, saya pun berhenti dari pekerjaan yang lama,
sekarang saya bekerja lebih mapan dari yang dulu. Karena setiap pulang kerja
saya melintas didepan rumah Mimi, dan terus memperhatikan ketegarannya,
akhirnya Allah menumbuhkan kembali cinta dihatiku. Sampai suatu saat aku pun
melamarnya agar hubungan kami dihalalkan oleh syari’at. Mimi hanya bisa
menunduk malu dan tersenyum melihat anak-anaknya yang akan memiliki ayah yang
baru. Dalam hati, Mimi bertakbir dan bertahmid melihat kekuasaan Allah..
Allahu Akbar….
Allahu Akbar….
Source:
http://www.lokerseni.web.id/2011/11/cerpen-cinta-ketegaran-cinta-bertasbih.html
I. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa
Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió)
= I create) adalah seni tertulis
di mana bahasa digunakan untuk
kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki
pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi
sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang
lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan
lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk
menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu
kata/suku katayang terus diulang-ulang.
Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak
dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang
diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antarapuisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini
makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu
'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan
lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat
puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya
adalah sarkasmeyaitu sindiran langsung
dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan
dalam bentukpantun. Mereka enggan atau tak
mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
J. Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya
1. Figura bahasa (figurative language) seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi
segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna
ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi
suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa
hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah
diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal
yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati.
K. Alasan Penyajian Puisi Dalam IBD & Contoh Puisi
Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia,
alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu
dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa
2. Kata – kata yang bermakna
ganda.
3. Kata – kata berjiwa.
4. Kata – kata yang sudah diberi
nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adalah
sebagai berikut :
1. Hubungan puisi
deengan pengalaman hidup manusia.
2. Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual.
3. Puisi dan keinsyafan
social.
Contoh Puisi :
Bunda..
Jiwamu bak permata
Kasihmu bagai sang surya
Engkau laksana lentera
Bagiku kau pelita, di kegelapan hati hamba
Bunda..
Kau pahlawan sejatiku, yang telah menyelamatkanku
Dari jurang hitam yang kelabu
Kau selalu mendampingiku
Dalam mengarungi dunia yang semu
Menerjang ombak kehidupan yang berliku
Oh Bunda...
Kasih sayangmu tak terkira
Melebihi dunia dan seisinya
Bundaku tersayang
Hingga ajal dan maut menjelang
Aku akan selalu mengenang
Pengorbananmu yang begitu mengagungkan
Bundaku
Bagaimana ku harus membalasmu
Membalas pengorbanan dan perjuanganmu
Mungkin hanya terima kasih selalu terucap untukmu
yang tersirat ikhlas dari kalbu
oh Bundaku... dari dulu ku mengaku
Kau memang segalanya bagiku.
Jiwamu bak permata
Kasihmu bagai sang surya
Engkau laksana lentera
Bagiku kau pelita, di kegelapan hati hamba
Bunda..
Kau pahlawan sejatiku, yang telah menyelamatkanku
Dari jurang hitam yang kelabu
Kau selalu mendampingiku
Dalam mengarungi dunia yang semu
Menerjang ombak kehidupan yang berliku
Oh Bunda...
Kasih sayangmu tak terkira
Melebihi dunia dan seisinya
Bundaku tersayang
Hingga ajal dan maut menjelang
Aku akan selalu mengenang
Pengorbananmu yang begitu mengagungkan
Bundaku
Bagaimana ku harus membalasmu
Membalas pengorbanan dan perjuanganmu
Mungkin hanya terima kasih selalu terucap untukmu
yang tersirat ikhlas dari kalbu
oh Bundaku... dari dulu ku mengaku
Kau memang segalanya bagiku.
DAFTAR PUSTAKA
https://indraspamungkas.wordpress.com/2012/07/04/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar