ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN CINTA KASIH
KHRESNA IMANIA PUTRA
1IA10
55414883
Bab 1
Pendahuluan
- Latar Belakang
Cinta merupakan pengalaman yang sangat
menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada
umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka
semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah
dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
Dari
jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang
tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga
untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup
manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa
Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat
erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah
selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan
cinta, mereka butuh akan cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap
orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal
berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan
sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan
pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali
kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh
karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta
Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta
Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah
ada akhirnya.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut
penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian cinta kasih tersebut?
2. Apa sajakah macam-macam cinta itu menurut ajaran agama?
3. Apakah pengertian kasih sayang?
4. Bagaimana cara mewujudkan cinta kasih ?
- Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembahasan
makalah ini, yaitu berdasarkan rumusan masalah diatas .
1. Untuk memahami makna cinta kasih
2. Untuk mengetahui macam-macam cinta menurut ajaran agama
3. Untuk memahami makna kasih sayang
4. Untuk cara mewujudkan rasa cinta kasih dan sayang agar hidup tentram dan
damai tercapai
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian cinta kasih, yaitu :
1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu
hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti
yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai.
Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
1. Erich
Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling
tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang
sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar
tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
2. Sarlito
W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki
tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah
perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda
dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti
Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan
seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika
salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat
disebut bukan cinta.
3. Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan
kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta
Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang
diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang
diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2 Macam-macam Cinta Menurut Ajaran
Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta
dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia,
tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta
menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan
anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga
diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng
aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan
cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya
untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya,
dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya,
melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal
gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap
dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada
dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta,
kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila
tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia
mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat,
41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada
dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta
pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat
kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah
ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti
yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan
sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan
pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam
cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang
primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa
tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang
berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi
penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta
keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap
anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan
memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat
bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan
keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak
kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan
baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan
peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an
diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak
jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas
kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh
terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu
berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS,
Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam
perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan
yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang
paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih
sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas
seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang
lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”(QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini
pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan,
semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
2.3 Pengertian Kasih Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang
remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan
karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam
suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak
terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya.
Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan
perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu
terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
2.4 Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan
sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
1. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya
sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara
wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju
yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
1 .Cara mewujudkan cinta pada sesama
manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang
bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti,
saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis
berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita
luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).
2. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar
cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang
ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di
ikat pernikahan di dasari percintaan.
3. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih
sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung, melahirkan,
dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan doanya yang
selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala
kesusahan.
4. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa
menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah,
memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.
5. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta
yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang
kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang
sudah di tentukan Nya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan
mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig,
amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan :
1. Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
sayang
2. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan
kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus
sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
1. Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya
terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah
kepada yang dicintai.
1. Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi
manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang
diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang
sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan
dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini
penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://sintakusumasworowardhani.wordpress.com/2014/11/11/makalah-manusia-dan-cinta-kasihilmu-budaya-dasar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar