ILMU BUDAYA DASAR
MANUSAI DAN TANGGUNG JAWAB
KHRESNA IMANIA PUTRA
1IA10
55414883
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai
manusia yang mempunyai nilai dan harga diri (ciri-ciri manusia modern)
seseorang dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab akan apa yang telah
dilakukannya. Walaupun seseorang itu berada dalam masyarakat tradisional (Gemeinschaft)
dia dituntut untuk memiliki sebentuk tanggung jawab seperti seorang kepala suku
yang diharuskan untuk mengorganisir perluasan wilayah untuk perburuan,
mengkoordinasi warga dalam menghadapi kelompok lain, memimpin perburuan dan sebagai
ketua peradilan untuk menyelesaikan konflik antar warganya menurut adat dan
norma-norma kesukuannya. Begitu juga bila seseorang tersebut berada dalam
masyarakat modern (Gesselschaft), dia dituntut untuk memiliki tanggung
jawab dengan contoh kecil seorang pemuda yang dituntut pertanggung jawabannya
karena melakukan seks bebas dengan pacarnya sehingga hamil (Married By
Accident), hal ini dikarenakan dirinya sudah tercebur kedalam bentuk
pergaulan bebas 'ala Barat' (western) sehingga pihak keluarga perempuan
menuntut pertanggung jawaban si laki-laki agar tidak dikenai etika kehidupan
bersosial baik itu tertulis maupun tak tertulis maupun hukum pidana, begitu
juga dengan penulis yang merasa bertanggung jawab mengembalikan data aplikasi
dan software Handphone milik adik penulis yang sempat terhapus karena kelalaian
penulis sehingga marasa bertanggung jawab dengan membeli aplikasi/software yang
diperlukannya di counter-counter Handphone yang ada.
Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah
ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa
dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban
untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang
diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh
anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai
negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda
jasa dari negara yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
TANGGUNG JAWAB
Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Anda seorang mahasiswa, kewajiban anda adalah belajar. Bila anda belajar
maka hal itu berarti anda telah memenuhi kawajuban anda. Berarti pula anda
telah bertanggung jawab atas kewajiban anda. Sudah tentu, bagaimana kegiatan
belajar anda, itulah kadar pertanggung jawaban anda. Bila pada ujian anda
mendapat nilai C, atau B maka nilai C atau B kadar pertanggung jawaban anda.
Anda malas belajar, dan anda sadar akan hal itu. Tetapi anda tetap tidak
mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lain-lain. Pada hal anda menghadai
ujian. Itu berarti bahwa anda tidak memenuhi kewajiban anda, berarti pula anda
tidak bertanggung jawab.
Lain lagi masalahnya apabila anda diberi tugas oleh ayah anda untuk
membelikan buku bagi adik anda. Anda tidak membeli buku dan uangnya anda
belikab kaset dengan lagu-lagu baru. Anda sadar akan hal itu. Kaset itu
diberikan kepada adik anda. Adik anda senang sekali. Anda tidak melapor juga
kapada ayah anda. Perbuatan itu menunjukkan bahwa anda tidak bertanggung jawab,
meskipun adik anda lebih senang dengan kaset lagu baru tersebut.
Berdasarkan pada pemikiran bahwa tindakan ataupun perbuatannya setiap
manusia, tidak berdiri sendiri, dalam arti pasti berakibat sesuatu. Maka
apabila terjadi sesuatu sudah barang tentu seseorang yang dibebani tanggung
jawab tersebut wajib bertanggung jawab atas segala sesuatunya tadi. Dan karena
manusia tidak dapat berdiri sendiri, maka seseorang baru dikatakan bertanggung
jawab apabila sadar kalau apa yang dilakukan berdasarkan norma-norma umum yang
berlaku.
Sebagaimana yang diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan segala
tindakan dan perbuatan. Dengan demikian, berdasarkan pada eksistensi manusia
itu sendiri maka tanggung jawab dibagi antara lain:
1.
Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia dalah
makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk
pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk
berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan
tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga
kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh
makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2.
Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga.
Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain
yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi
Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan.
3.
Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh
masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir
sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman
yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia
membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan
hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang
lain.
Kekuatan pada manusia pda hakikatnya
tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga
terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan
manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia
dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat
dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam
mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil
dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain.
Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan
yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa
setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang
lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.
4.
Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap
manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir,
berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.
5.
Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya,
tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran,
perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia
bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat
banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia
harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan
istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka
manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan,
begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan
hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang
salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya
dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak
dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
1.
PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih
sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan
rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang
kita pada keluarga.
Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan,
mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan
pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian;
1.
Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup
berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih
sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang
tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti
kasih sayang itu palsu atau semu.
Pengabdian kepada keluarga ini dapat
berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan
anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
2.
Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia
tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling
membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan
diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar
biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai
dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat,
anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus
mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat
ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya
terkenal dengan "remaja berandal" suka berkelahi, mengganggu orang,
atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
3.
Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah
bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang
wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
4.
Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi
merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan
itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa.
1.
KESADARAN
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu,
ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ungat akan dirinya, ingat
kembali (dari pingsannya), siuman, bangun, (dari tidur) ingat, tahu dan
mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik.
Jadi, kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah
terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Kesadaran moral amat penting untuk diperhatikan orang, karena pelanggaran
moral dapat berakibat merusakkan nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu
sijaga oleh setiap individu. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain
tidak penting. Semua kesadaran sangat penting, karena ketidaksadaran adalah
salah satu hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat
kepincangan dalam hidup.
Justru pada umumnya orang sadar akan perbuatannya, tetapi tidak disadari,
apakah perbuatan itu melanggar norma sopan santun, norma hukum, atau norma
moral. Kalau orang itu ingin berbuat, berbuat sajalah ia. Orang yang berbuat
tanpa kesadaran ini amat sedikit jumlahnya. Hal ini bisa terjadi karena
kekeliruan. Tetapi, mungkin juga karena yang berbuat dalam keadaan tidak sadar
atau anak kecil. Karena itu orang tersebut dapat bebas dari hukuman.
1.
PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas,
harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau
ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit
untuk dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih randah
tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama
kawan.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa
harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transakasi, kapan saja diperlukan.
Macam pengorbanan;
1.
Pengorbanan kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup
berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang
memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada
cinta.
2.
Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial,
karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling membutuhkan. Sebagai
makhluk sosial, manusia merasa terika dengan masyarakatnya. Karena itu, demi
pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.
3.
Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Setiap orang dibumu ini mengakui
bahwa manusia merupakan anggota suatu bangsa dan warga negara suatu negara.
Semua orang pasti menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa atau negara dan
mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan itulah disebut
pengorbanan.
Demi negara tiap orang tidak sayang
kehilangan harta, benda, bagian badan, bahkan nyawa pun dipertaruhkan dengan
ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka berkewajiban membela negara.
4.
Pengorbanan karena kebenaran
Ada peribahasa "Berani Karena
Benar, Takut Karena Salah". Demi kebenaran orang tidak takut mengahadapi apa
pun. Perang kemerdekaan itu pada hakiakatnya adalah perang untuk membela
kebenaran. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan
hidup. Oleh karena itu penjajahan dibumi bertentangan dengan kodrat alam. Dalam
membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.
5.
Pengorbanan kepada agama
Berkorban kepada agama berarti juga
berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena
adanya manusia bukan dengansendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan.
Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga
Penciptanya. Agama pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban
demi agama atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga,
waktu, bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Tanggung Jawab
dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung
jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang
yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh
potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat
menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak
bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan
kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta
nilai-nilai yang berlaku.
daftar pustaka
- See more at: http://media89.blogspot.com/2012/10/makalah-ibdiad-manusia-dan-tanggung.html#sthash.vZcXU0JL.dpuf
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA
DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi
Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985, I
- See more at:
http://media89.blogspot.com/2012/10/makalah-ibdiad-manusia-dan-tanggung.html#sthash.vZcXU0JL.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar