Selasa, 31 Maret 2015

ILMU BUDAYA DASAR MANUSAI DAN TANGGUNG JAWAB

ILMU BUDAYA DASAR
MANUSAI DAN TANGGUNG JAWAB





KHRESNA IMANIA PUTRA
1IA10
55414883

BAB I
PENDAHULUAN


BAB I
PENDAHULUAN


            Sebagai manusia yang mempunyai nilai dan harga diri (ciri-ciri manusia modern) seseorang dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab akan apa yang telah dilakukannya. Walaupun seseorang itu berada dalam masyarakat tradisional (Gemeinschaft) dia dituntut untuk memiliki sebentuk tanggung jawab seperti seorang kepala suku yang diharuskan untuk mengorganisir perluasan wilayah untuk perburuan, mengkoordinasi warga dalam menghadapi kelompok lain, memimpin perburuan dan sebagai ketua peradilan untuk menyelesaikan konflik antar warganya menurut adat dan norma-norma kesukuannya. Begitu juga bila seseorang tersebut berada dalam masyarakat modern (Gesselschaft), dia dituntut untuk memiliki tanggung jawab dengan contoh kecil seorang pemuda yang dituntut pertanggung jawabannya karena melakukan seks bebas dengan pacarnya sehingga hamil (Married By Accident), hal ini dikarenakan dirinya sudah tercebur kedalam bentuk pergaulan bebas 'ala Barat' (western) sehingga pihak keluarga perempuan menuntut pertanggung jawaban si laki-laki agar tidak dikenai etika kehidupan bersosial baik itu tertulis maupun tak tertulis maupun hukum pidana, begitu juga dengan penulis yang merasa bertanggung jawab mengembalikan data aplikasi dan software Handphone milik adik penulis yang sempat terhapus karena kelalaian penulis sehingga marasa bertanggung jawab dengan membeli aplikasi/software yang diperlukannya di counter-counter Handphone yang ada.
Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.    TANGGUNG JAWAB
Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Anda seorang mahasiswa, kewajiban anda adalah belajar. Bila anda belajar maka hal itu berarti anda telah memenuhi kawajuban anda. Berarti pula anda telah bertanggung jawab atas kewajiban anda. Sudah tentu, bagaimana kegiatan belajar anda, itulah kadar pertanggung jawaban anda. Bila pada ujian anda mendapat nilai C, atau B maka nilai C atau B kadar pertanggung jawaban anda.
Anda malas belajar, dan anda sadar akan hal itu. Tetapi anda tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lain-lain. Pada hal anda menghadai ujian. Itu berarti bahwa anda tidak memenuhi kewajiban anda, berarti pula anda tidak bertanggung jawab.
Lain lagi masalahnya apabila anda diberi tugas oleh ayah anda untuk membelikan buku bagi adik anda. Anda tidak membeli buku dan uangnya anda belikab kaset dengan lagu-lagu baru. Anda sadar akan hal itu. Kaset itu diberikan kepada adik anda. Adik anda senang sekali. Anda tidak melapor juga kapada ayah anda. Perbuatan itu menunjukkan bahwa anda tidak bertanggung jawab, meskipun adik anda lebih senang dengan kaset lagu baru tersebut.
Berdasarkan pada pemikiran bahwa tindakan ataupun perbuatannya setiap manusia, tidak berdiri sendiri, dalam arti pasti berakibat sesuatu. Maka apabila terjadi sesuatu sudah barang tentu seseorang yang dibebani tanggung jawab tersebut wajib bertanggung jawab atas segala sesuatunya tadi. Dan karena manusia tidak dapat berdiri sendiri, maka seseorang baru dikatakan bertanggung jawab apabila sadar kalau apa yang dilakukan berdasarkan norma-norma umum yang berlaku.
Sebagaimana yang diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan segala tindakan dan perbuatan. Dengan demikian, berdasarkan pada eksistensi manusia itu sendiri maka tanggung jawab dibagi antara lain:

 
1.    Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia dalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.

 
2.    Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

 
3.    Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pda hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

 
4.    Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.

 
5.    Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.



1.    PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga.
Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian;
1.    Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu.
Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

 
2.    Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan "remaja berandal" suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

 
3.    Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.

 
4.    Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa.



1.    KESADARAN
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu, ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ungat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun, (dari tidur) ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik.
Jadi, kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.
Kesadaran moral amat penting untuk diperhatikan orang, karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu sijaga oleh setiap individu. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua kesadaran sangat penting, karena ketidaksadaran adalah salah satu hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup.
Justru pada umumnya orang sadar akan perbuatannya, tetapi tidak disadari, apakah perbuatan itu melanggar norma sopan santun, norma hukum, atau norma moral. Kalau orang itu ingin berbuat, berbuat sajalah ia. Orang yang berbuat tanpa kesadaran ini amat sedikit jumlahnya. Hal ini bisa terjadi karena kekeliruan. Tetapi, mungkin juga karena yang berbuat dalam keadaan tidak sadar atau anak kecil. Karena itu orang tersebut dapat bebas dari hukuman.



1.    PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya memberikan secara ikhlas, harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit untuk dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih randah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama kawan.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transakasi, kapan saja diperlukan.
Macam pengorbanan;
1.    Pengorbanan kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.

 
2.    Pengorbanan kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial, manusia merasa terika dengan masyarakatnya. Karena itu, demi pengabdiannya kepada masyarakat ia tidak bebas dari pengorbanan.

 
3.   
Pengorbanan kepada bangsa dan negara
Setiap orang dibumu ini mengakui bahwa manusia merupakan anggota suatu bangsa dan warga negara suatu negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain membela negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan.
Demi negara tiap orang tidak sayang kehilangan harta, benda, bagian badan, bahkan nyawa pun dipertaruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan dimana saja berada mereka berkewajiban membela negara.

 
4.    Pengorbanan karena kebenaran
Ada peribahasa "Berani Karena Benar, Takut Karena Salah". Demi kebenaran orang tidak takut mengahadapi apa pun. Perang kemerdekaan itu pada hakiakatnya adalah perang untuk membela kebenaran. Menurut kodratnya, manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup. Oleh karena itu penjajahan dibumi bertentangan dengan kodrat alam. Dalam membela kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.

 
5.    Pengorbanan kepada agama
Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengansendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan. Karena itu wajiblah manusia berkorban demi cintanya kepada agama dan juga Penciptanya. Agama pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu, bahkan nyawanya pun rela dikorbankan.
BAB III
PENUTUP

 
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak. 
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku.

daftar pustaka


Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985, I

- See more at: http://media89.blogspot.com/2012/10/makalah-ibdiad-manusia-dan-tanggung.html#sthash.vZcXU0JL.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar